Pilihan

Senin, 10 September 2012

SUARA KEGELISAHAN

Plak ... Plak ... dan darah pun menodai tanganku
Plak ... Plak ... dan beberapa kali lagi pada dini hari darah harus meninggalkan noda.

1347310725872620533
Dini hari Pkl. 14.35 WIB dan akhirnya aku memutuskan untuk bangkit berdiri. Tadinya sebelum mampu memejamkan mata, rasa sesak dan sakit menekan tubuh. Pikiran yang kalut dan beberapa ketidakmampuan mengatasi kendala psikologis membuatku terkapar di kamar sendiri. Lantas saat terpejam beberapa saat akhirnya kembali terjaga seperti pola beberapa hari lalu. Gelisah melanda pikiran dan batinku. Semakin aku bertanya dan semakin tidak ada jawab apalagi hasrat untuk meneduhkan pikiran, aku semakin
lemah dan berujung pada kegelisahan akut.

Desing nyamuk yang terdengar kencang makin mengusikku. Bahkan nyamuk sialan ini pun sekarang ikut-ikutan mengusik, batinku. Setelah beberapa waktu tak mampu mengalahkan pikiran yang mengganggu dan ditambah suara nyamuk yang mengusik telinga, akhirnya kuputuskan menyalakan lampu dan tidak melanjutkan tidur. Dalam kondisi setengah sadar mencari sumber suara dan wujud si nyamuk nakal. Sulit menemukan mahluk kecil ini kendati suaranya terdengar jelas. AKu lamat-lamat mendengarkan dan mencari dengan seksama hingga akhirnya masa pembantaian pun tiba. Setidaknya belasan nyamuk akhirnya menghembuskan nafas dan darah curiannya di tanganku. Setelah memastikan tidak ada lagi yang mengusik aku membasuh tangan keluar. Saat membasuh tangan, seorang penghuni kos yang lupa kalau kunci dan gembok sudah lama diganti menatapku lama dari pinggir jalan (kos di lantai 2 di pinggiran jalan). Aku dan dia yang tidak saling mengenal karena kesibukan masing-masing akhirnya saling memandang dan ia memberanikan diri menyapa lebih dulu untuk memintaku membukakan pintu. Maka seperti kata ayat suci, mintalah maka akan diberikan, akhirnya kupenuhi permintaannya dan pintu pun dibukakan.

Sesaat setelah itu terlintas dalam benak saya, betapa peristiwa kecil ini bukan sekadar peristiwa biasa. Lalu saya mencoba melihat kembali dan mencoba menuliskannya disini. Pertama, suara nyamuk tadi adalah simbol kegelisahan. Kita tahu dia ada namun sulit mengidentifikasinya dengan tepat sehingga ia tetap merajalela mengusik kita. Kedua, menyalakan lampu dan memutuskan bangkit dari peraduan untuk menemukan si nyamuk nakal adalah gambaran keinginan dan kehendak kuat untuk menemukan sumber kegelisahan yang melanda diri. Selama masih dalam kegelapan hati dan sikap malas beranjak, masalah akan tetap berada disana mengusik pikiran dan batin kita. Ketiga, kesabaran dalam mengamati suara nyamuk dan akhirnya menemukan serta membantainya adalah wujud dari sikap sabar dalam melihat persoalan. Membedah hingga menemukan sumbernya dan menyelesaikan pada titik yang tepat. Keempat, peristiwa membasuh tangan dan membantu si teman yang kesulitan adalah sebuah gambar tentang bagaimana kita perlu membersihkan dari noda yang telah kita temukan dalam hidup terutama yang menjadi akar masalah kita. Membasuhnya dengan ketenangan batin dan mencoba bangkit kembali hingga kita siap untuk menjadi pribadi yang lebih dan melayani.

Begitu merenungkan peristiwa kecil yang terjadi setelah mimpi buruk malam ini, saya mencoba tenangkan pikiran dan mengamati sumber kegelisahan saya. Kegelisahan yang dipicu oleh sulitnya memahami hati dan keraguan melihat perubahan sikap dalam diri saya terhadap orang lain. Saya baru akan memulai mencoba pola pembantaian nyamuk untuk mulai menemukan pola yang tepat untuk mengatasi kegelisahan yang mengakar dalam diri saya. Namun sebelum saya akan memulainya ...

Plak .. Plak ... kali ini tak ada noda darah.
Hanya nyamuk malang yang belum beruntung dan tidak menikmati jatah.

Akhirnya saya terdiam sejenak dan tersenyum sendiri. Saya putuskan untuk mensyukuri peristiwa kesadaran ini dan mengambil waktu tenang. Selanjutnya saya menolong jiwa saya sendiri dengan mencoba melanjutkan perjuangan menulis laporan akhir yang dari kemarin sulit dituntaskan karena berbagai kegelisahan yang beruntun. Poinnya, suaranya nyamuk nakal tak akan menghentikan keinginan untuk mendapat ketenangan. Hingga nyamuk berikut belum teridentifikasi karena kondisi, toh saya harus tetap melanjutkan tidur karena saya tidak akan menghabiskan waktu untuk menunggu nyamuk muncul. Setidaknya saya harus memastikan bahwa saat terbangun dengan segar esok, saya mulai membereskan lingkungan yang memicu kehadiran nyamuk serta menata pikiran yang memungkinkan kegelisahan menyeruak di kala malam.

Plak ... Plak .. semoga ini nyamuk nakal yang terakhir, karena tulisan saya telah berakhir. Who i ammmmmmmmm ..... ZzzZZz .... ZZzzzzzzzZZZZZZZZZ ...zZz

1 komentar:

  1. hahahahaha.....
    bagus ka..
    menghibur yg lg insomnia bareng....
    inspiratif....

    BalasHapus