Pilihan

Kamis, 25 Desember 2008

NATAL, HARAPAN, DAN PENGABDIAN


Seluruh rangkaian trainingku di Bank Umum Purba Danarta berakhir (24/12). Lewat upaya maksimal dan perjuangan jatuh bangun, aku akhirnya lulus training. Sekarang aku sah sebagai seorang PPW alias Pembina Purna Waktu yang menjadi salah satu mesin karya Bank Umum Purba Danarta dalam menjalankan misinya di sektor ekonomi mikro. Kami adalah laskar baru generasi 2008 PPW yang ditugaskan untuk melayani masyarakat melalui mikro development bank program.

Saat laporan hasil training beserta putusannya disampaikan, sebenarnya aku bersyukur karena disaat banyak orang yang di PHK dan terancam PHK aku justeru di terima bekerja dengan kontrak sekian masa. Kendati demikian syukur itu tidak begitu terasa karena aku merasakan tubuhku tidak nyaman. Berbagai penyakit menyerang dan membuat kondisiku makin tidak nyaman. Kepalaku diserang pusing luar biasa, sariawan menjajah lidah dan mulutku, sementara diare menyerang bagian perut. ASTAGA NAGA!!!!!!!

Kesempatan pulang lebih awal untuk persiapan Natal yang diberikan oleh bank cukup menyenangkan hati, kendati demikian lagi-lagi aku agak frustasi. Ya, menjelang natal aku kehilangan HP rongsok kesayanganku (menjadi kesayangan karena satu-satunya HP yang kumiliki). Hilang bukan dicuri, tapi tidak lagi dapat difungsikan. Otomatis komunikasi putus dengan kerabat dan sahabat. Selain itu sakit yang mendera tak kunjung lega. Aku bersiap menunggu Lukas yang sebelumnya kuhubungi via ponsel teman. Kuminta datang jam 3, saat menanti di lobi kantor hingga pukul 17.00, Lukas tak juga datang. Hal ini pun membuatku bertambah stress.

Coba ada hape, coba gak sakit, coba ada kendaraan pribadi, coba ... coba ... ah macam-macam pikiran menggelayut di otakku.

Yang makin membuatku cemas, aku khawatir kehilangan momen malam natal di gereja. Kendati bukan manusia altar sepenuhnya aku tetap tidak bisa kehilangan momen spesial Natal. Entah kenapa. Mungkin karena habit atau mungkin karena yang lain. Setelah berupaya meredam emosiku yang tak terkontrol dengan baik, saat itu Lukas datang dengan senyumnya sambil mengatakan keterlambatannya karena tertidur. Aku tersenyum dalam hati bersyukur. Untung si teman datang, kalau tidak aku bisa bingung sendiri mencari jalan untuk bisa mengikuti misa malam natal di kota Semarang yang masih terasa asing bagiku.

Akhirnya malam natal kami ikut Romo Edy Pr, misa di salah satu stasi. Kalau tidak salah, namanya Grobogan. Saat mengikuti perayaan ekaristi ada perasaan miris dalam benakku. Mengapa harus 3in1 penyakit di kepala mulut dan perut menyerangku saat natal begini. Aku merasa tidak nyaman dan tertekan. Keluhan senantiasa terdengar dalam benakku bersama gerutu. Namun dalam kondisi demikian dalam kesadaranku aku menyatakan sesal atas kerapuhanku, aku mengatakan pada Tuhan betapa hinanya aku dihadapanNya.

Suasana misa yang gembira membuatku menemukan sesuatu yang lebih berarti kali ini dibanding natal-natal sebelumnya selama aku berada di Jawa. Malam itu aku begitu gembira menyaksikan dan mengtikuti perayaan dengan tarian dan dramatisasi kelahiran Yesus menurut konteks kekinian, yang diperankan oleh remaja-remaja stasi yang begitu bersemangat. Sesekali lidahku perih karena sariawan.

Natal adalah momen spesial bagiku pribadi selain paskah dan hari-hari khusus lainnya. Natal adalah penemuan dan kelahiran kembali jiwa yang rapuh. Natal adalah syukur atas kelemahan dan kemiskinan yang melekat dalam wujud manusiawiku. Karena dengan cara-cara kemiskinan dan kelemahan pula Yesus Sang Teladan lahir dalam kehinaan kandang Betlehem. Maka momen natal ini kendati tanpa sebuah prosesi khusus refleksi, aku menemukan gelora dalam diriku yang menyatakan kerapuhanku sepanjang tahun yang telah lalu dan ada ajkan untuk membaharui diri, melahirkan kembali spiritualitas hidupku yang goyah.

Bagiku hal yang paling suliut adalah meneladani Yesus yang menjadi pribadi unik karena konsistensinya dalam berkata dan bertindak. Maka aku mengambil pelajaran dari kekeluan lidah dan perih yang mendera karena sariawan sebagai ingatan atas inkonsistensiku dalam tahun 2008. Aku ditegur dalam ketidakberdayaanku agar terus mengembangkan diri dengan meneladani Sang Guru. Bagiku menyegarkan kembali motivasi dan tujuan hidup sebagai abdi menjadi begitu penting terutama memasuki tahun 2009 sebagai seorang Pembina Purna Waktu Bank Purba Danarta. Aku harus kemudian selalu sadar akan perutusanku. Perutusan yang bukan semata-mata untuk mengembangkan kehidupanku tapi semata-mata demi kemuliaan Allah yang kuabdi dalam kehidupanku. Mengabdi sambil menaruh hati pada kerapuhanku agar tidak mengganggu karya ditengah masyarakat nanti.

Maka aku ingin kuat dan tegar menghadapi tahap baru dalam kehidupanku dengan senantiasa memohon rahmat Tuhan dan memegang harapan sebagai satu-satunya kekuatan yang memberi kedamaian bagiku. Bukankah kekacauan dimulai dari rancangan hati satu orang anak manusia? Maka menyadari itu aku menyadari pentingnya kedamaian hati bagiku pribadi dalam menjalani hidup. Paling tidak agar aku tidak mengacaukan pengabdian dan orang-orang yang harusnya kulayani. Maka aku butuh kedamaian hati.

Spirit Natal makin mendorongku agar lebih terbuka dalam menerima rahmat Allah dan terbuka terhadap kerapuhanku. Harapan adalah kekuatanku dalam Natal tahun ini agar semakin tulus dan terbuka dalam pengabdian di masyarakat, terutama memasuki tahun yang penuh harapan 2009.

En Todos Amar Y Servir!

Ad Maiorem Dei Gloriam!

Jumat, 21 November 2008

WELCOME TO SEMARANG

Terhitung sejak Tgl 14 November aku mulai menjalani hari hari Training PPW di Purba Danarta Semarang. Penyesuaian dengan hawa panas kota lumpia ini cukup memuaskan. Memandang hari esok dan panggilan jiwa adalah sebuah pencarian yang butuh refleksi. Menyadari keterbatasan manusiawi dan ego yang kadang mengekang membuatku perlu terus belajar dan belajar untuk menjadi seorang abdi yang baik. Bagi kemuliaan nama Tuhan, aku berjalan. AMDG

Sabtu, 11 Oktober 2008

UltaH SahaBat

Iseng luar biasa malam tadi. Fani yang mengundang kami makan malam di rumahnya adalah korban keisengan. Sudah diberi makan, kami malah menyiram tubuhnya dengan air comberan. Ya, gak ada ide kreatif sih. Jadinya ya air comberan melayang dan membasahi tubuh Fani. Heheee
Met ULtAh, sobat. moga harimu selalu diberkati.

Selasa, 07 Oktober 2008

NABIRE ATAU ...... ?


Kondisiku saat ini memang tidak mengenakkan. Hidup seperti peziarah, tidak menentu dan sepenuhnya bergantung pada kemurahan Tuhan. Tinggal nebeng teman, mau makan hitung pinjaman. Pekerjaan? Apalagi yang satu ini. Tak satupun jua pekerjaan yang datang setelah lamar kiri kanan. Satu sisi mau cari kerjaan keluar kota Jogja gak ada keberanian karena keterbatasan keuangan.
Kemarin Sr.Inez baru memberi tawaran untuk jadi volunteer di Nabire, Papua. Menjadi relawan bagi kolese Jesuit yang baru sepuluh tahun berdiri disana. Sunguh ada rasa senang, sebab ke Papua adalah sebuah impian. Bayangan akan eksotisme Papua yang kudengar dari orang-orang yang pernah kesana, dan gambaran kesahajaan penduduk disana (terlepas dari ketidakadilan yang marak disana) membuatku ingin ke sana. Satu sisi aku tidak tahu mengapa aku resah. Ada keresahan untuk pergi ke sana. Aku butuh waktu untuk menimbang-nimbang. Discerment yang benar-benar harus hati-hati. Ohhh ... Nasib.
Tuhan jangan kehendakku, tapi kehendakMu kiranya jadi dalam hidupku.

Minggu, 14 September 2008

Surat Untuk Sahabat

Duc In Altum, sahabatku.

Dalam permenungan yang kujalani dalam Missioning Magis’08, aku menyadari bahwa salah satu rahmat besar yang diberikan oleh Allah padaku setelah bertolak lebih dalam di MAGiS’08 adalah PERSAHABATAN.

Pada sesi sharing kelompok bersama Risang, Sr. Inez, Martha, Adit, dan Simamora aku menyadari bahwa bukan perubahan yang menjadi esensiku selama berproses dan tumbuh di MAGiS’08. Aku tahu dan menemukan diriku sejauh ini masihlah aku yang sama seperti dulu engkau mengenalku. Aku yang menurutmu sensitive, complicated, ga focus, sombong, keras kepala, suka mengeluh, dan suka debat. Aku mengakuinya sebagai milikku yang membuatmu menaruh pandang padaku. Pandangan positif maupun sebaliknya. Kuakui dengan jujur semua yang engkau rasakan, kurasakan juga atasku.

Setahun berada di Magis dan pada moment perutusan ini justeru aku menyadari hal yang paling berharga dari hubungan persahabatan kita. Bahwa aku dengan segala kesadaran dan kerapuhanku tidak akan mampu menemukan perubahan tanpa engkau sahabatku. Rahmat yang besar itu adalah engkau, sahabat. Engkau yang dengan segala keunikan dan kejujuranmu telah membenturkanku pada kesadaran dalam diri. Saat aku mencari-cari perubahan yang mungkin saja muncul dalam kehidupanku, ternyata aku sadar bahwa hal terpenting adalah keberadaanmu disampingku dalam peziarahan kita. Engkaulah sahabat, yang justeru sedang mengubahku perlahan.

Sahabat ...

Kuakui bahwa aku memang pribadi yang sulit dimengerti. Bahkan aku sendiri kadang tidak mengerti dengan diriku sendiri. Bila kuambil simbol diri, maka barangkali batu padas lah adanya aku. Batu dengan kekerasan dan kebebalan hatinya. Ya, itulah aku.

Sahabat ...

Sudah kuakui bahwa aku keras dan terkadang membuatmu tersandung dan menyakitimu dalam peziarahan kita. Kendati demikian aku meminta padamu atas nama PERSAHABATAN, jangan berhenti berjalan bersamaku. Kendati ada resistensi, kupinta padamu untuk menjadi pahat yang membentuk batu kehidupanku. Akulah batu dan kalau boleh kupinta jadilah pahat bagiku. Untuk membentukku menjadi apa yang Dia kehendaki. Bentuklah aku dengan layak dan sepantasnya. Bentuklah aku lewat teguran, kejujuran, ketulusan, dan atas nama kasih persahabatan.

Aku bersyukur pada Yesus Kristus, Tuhan dan Allahku, karena kendati aku tidak bertumbuh cepat dan mengalami banyak perubahan tapi tetap saja aku diberkati. Aku begitu dikasihi dalam segala kelemahan dan kerapuhanku. Aku bersyukur karena Ia telah mengirimku seorang penolong yang lain dalam hidupku. Aku dilimpahi dengan rahmat dan malaikat yang kukenal dalam dirimu, sahabat.

Sahabat, ...

Aku mungkin kehilangan banyak hal dalam kehidupanku, tetapi kehilangan terbesar adalah kehilangan dirimu. Maka jangan pernah meninggalkanku dalam peziarahan yang makin dalam ini maupun dalam doamu.


AMDG


PS:

Teruntuk sahabat-sahabat (Martha, Tiara, MasFajar, Tomy TjoeN, Bertus RumahBujang, Risang, Mbak Tiwi, Agatha, Mita : ), AdiT PacE, YanDoe, Resti sahabat peregrinaSi, WinniE ^_^, LuCkY_Jo, The BesT Rich MaN, dan dua Sahabat yang tidak teridentifikasi namanya olehku) serta Sr. Irene dan Sr. Beta. Terima kasih atas pesan, kejujuran, dan ketulusan yang telah diberi padaku dalam amplop kesan personal. Semua yang kalian berikan padaku adalah satu hadiah terbesar dalam hidupku. Terima kasih telah membuatku menjadi seorang anak yang SEMPURNA di rumah MAGiS’08. Kukenang kalian dalam hidup dan matiku.

Rabu, 10 September 2008

CINTAKI

Baru kemarin engkau membaca blog ini dan menyindirku dengan mengatakan betapa aku mencintainya. Ya, apa adanya kukatakan. Sama halnya aku mengatakan bahwa aku mencintai sosokmu yang begitu penting dalam hidupku. Demikian pun, tak berarti bahwa perasaanku padanya mengalahkan perasaanku padamu. Atau sebaliknya.
(SembirinK)

SAHABAT ADALAH HARTA

Masih pukul 11.00 WIB malam kemarin. Tapi seorang Niko telah sibuk mencari tahu info tentang kue tar. Ya, malam itu kami berencana memberi kejutan pada Adit, sahabat baik kami. Ada selain aku, Bertus, Hanes, Lucky, Adi dan Niko sendiri. Tepat pkl. 00.00 menjelang pagi ini, kami menyiapkan Tar dengan 22 lilin menyala diatasnya. Kami berjalan dari pos Satpam perumahan dan menyanyikan lagu wajib Happy Birthday untuk Adit. Pagi itu adalah pertama kalinya ia harus turut dalam alur gila perayaan ulang tahun ala cah Magis08. Hal yang kusadari adalah betapa berharganya seorang sahabat, sehingga setiap saat kita menyakinkan diri bahwa dia selalu bahagia.
Met UltaH Pace!!

Jumat, 05 September 2008

MET ULTAH SAHABAT

Hari ini adalah bagian yang membahagiakan dalam hari-hariku. Ya, hari ini aku bahagia karena bisa merasakan kebahagiaan seorang sahabat. Lebih tepatnya orang special, pacar pertamaku. Heheee. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Jadi pagi dini hari aku sudah mengganggunya sekadar mengucapkan selamat ulang tahun. Menyanyikannya bahkan. Aku bahagia atas apa yang pernah ada diantara kami. Kenangan pacaran di usia yang sangat belia itu mengajarkanku banyak hal. Terutama pelajaran tentang arti mencinta.
Selamat Ulang Tahun F. Doa dan cintaku untukmu. SELALU

Minggu, 10 Agustus 2008

HIDUP ADALAH PERJUANGAN

Malam mingguan yang cukup panjang. Perbincangan panjang dan sharing pengalaman hidup dengan rekan-rekan magis08 membuatku menyakini bahwa hidup adalah perjuangan. Bukan sekadar perbuatan, seperti bunyi iklan Soetrisno Bachir dan PAN yang terkesan tidak jelas. Perjuangan untuk memberi yang terbaik bagi diri sendiri, sebelum bermimpi memperbaiki orang lain dan kondisi lingkungan sekitar.
Pesan singkat dari seorang sahabat baik mengingatkanku untuk selalu berjuang dengan tidak sendiri tetapi juga menempatkan sahabat di sisi kita. Seorang sahabat adalah mesin perang terhebat dalam perjuangan.

Jumat, 08 Agustus 2008

WYD SYDNEY 2008


Berpose bareng teman-teman dari Korea Selatan di pelabuhan Sydney

WYD SYDNEY08


Bersama Jean dan James menuju Saint Aloysius, Sydney

Jumat, 11 Juli 2008

PAGI INI DI SYDNEY

Hari ini di ruang akses komputer St. Ignasius College.
Banyak peserta MAGiS08 dari berbagai negara mengakses internet yang aksesnya luar biasa cepat dibandingkan di kampus-kampus Indonesia, heeehee.
Hari ini adalah hari pembukaan Ignasian Gathering Youth di Saint Ignatius College, Riverview Sydney. Sebelum acara di buka resmi jam 1 siang nanti, menyempatklan diri mengakses internet. Banyak hal yang terjadi selama di Sydney. Ini sebuah anugerah besar yang tak akan terlupakan. Perjumpaan dengan orang muda Ignasian dari berbagai bangsa merupakan hal yang langka. perjalanan kemarin bersama Mita dan Winny menyusuri jalanan kota Sydney dan sepanjang pantai merupakan bonus dari Dia. Menikmati Opera House dari sisi lain kota Sydney sungguh mengesankan. Terima kasih Tuhan, bisa berada di Sydney bersama kaum mudaMu.
To be More, To Be MAGiS!

Senin, 02 Juni 2008

TUHAN

Hari ini pertanyaan dalam benakku makin menumpuk. Mengapa susah kehidupan ini begitu berat untuk kubawa? Persiapan menuju Magis Gathering & World Youth Day di Sidney makin terasa lebih berat. Tak ada yang mampu kulakukan. Aku menyerah pada jalan panjang yang tak bisa kupahami. Aku terlalu rapuh untuk mengerti, terlalu lemah untuk menjalani, kendati masih ada keyakinan akan saat Ia menyatakan diri dalam hidupku yang menggelisahkan.
Tuhanku, Tuhanku, Jangan Engkau Meninggalkan Aku ...

Jumat, 23 Mei 2008

MEMELIHARA HARAPAN

Bagaimanapun, jalan masih berliku dan panjang. Seperti putaran labirin kadang pula diri mudah disesatkan. Setiap tindakan adalah buah dari pengharapan, dari pengharapan itu pulalah kita menjaga eksistensi kehidupan.

Tuhan,
Sejauh aku memandang yang tampak di pandangan adalah kehampaan Kekosongan dan siksa yang merapuhkan. Namun jauh dalam keheningan doa dan perjumpaan Aku masih menaruh harapan untuk bertahan Demi kehidupan yang Engkau telah percayakan.

Selasa, 29 April 2008

MENJELANG HARI BURUH

May Day ....
Peringatan Hari Buruh Internasional bertepatan dengan kenaikan Isa Al-Masih. Seluruh elemen buruh dan serikat kerja mesti bersatu menggalang solidaritas. Aksi turun ke jalan sebaiknya dilakukan secara simpatik dengan mengedepankan kualitas isu dan wacana yang membumi. Peningkatan kualitas hidup kaum buruh atau pekerja mesti semakin dikedepankan ditengah kegalauan perekonomian kita. Buruh juga manusia yang butuh kehidupan yang layak, anak-anak kaum buruh perlu mendapat kesempatan hidup seperti halnya anak-anak para pemodal dan pengusaha besar negeri ini.

VIVA BURUH INDONESIA! VIVA BURUH INTERNASIONAL!

Senin, 14 April 2008

PREFERENTIAL OPTION FOR THE POOR

Sekali lagi prinsip "preferential option for the poor" merupakan spirit yang semestinya hidup dan wajib dijalani oleh setiap pemimpin negeri ini. Kesetiaan untuk senantiasa membuka diri dan hati bagi mereka yang hidupnya tertindas secara struktural dan kultural adalah keniscayaan.
Sungguh menyayat hati dan menangis melihat pemimpin negeri ini hanya bisa menangisi kisah film Ayat-Ayat Cinta yang konon fenomenal karena 'mendatangkan seluruh dunia' untuk menyaksikannya. SBY adalah figur yang membawa seluruh dunia itu lewat para dubes negeri sahabat ke bioskop. Bagi pemimpin negeri ini, barangkali menangis menonton Ayat-Ayat Cinta jauh lebih penting ketimbang kaum miskin dan yang dimiskinkan di seluruh pelosok negeri ini. Kebutaan mata kita terhadap kemiskinan menjadikan kita hanya melek popularitas dan politik pencitraan ketimbang setia mengabdi bagi negeri. Wallahualam

Jumat, 29 Februari 2008

ASTAGA NAGA

Sepanjang malam ini aku tidak bisa tidur. Herman yang sedari awal mengajakku ngobrol tak berhenti juga. Dia bercerita tentang persoalannya dan membuatku merasa tak nyaman untuk tidur dan mengabaikannya. Sudah menjelang pukul 05 pagi saat aku minta ijin tidur dulu, namun ia tak beranjak juga dari tempatnya dan dengan sedikit bercanda ia mengacamku untuk tidak tidur. Sialan!!! Batinku. Bagaimana tidak, aku mesti berangkat pagi itu menyelesaikan urusanku sementara dia seolah sengaja. Haris hanya senyum cengar-cengir sehabis main game Conter Strike selama 6 Jam. Pengalaman hari ini berakhir saat kami akhiri dengan pergi ke warnet bonusan!!! SEMANGAT GUYS!

Rabu, 27 Februari 2008

AKHIRNYA DATANG JUGA


Akhirnya datang juga aku di halaman ini setelah sekian lama vakum. Setelah temu Magis'08 minggu lalu, aku mulai mencoba mengembalikan semangat hidup ke posisi stabil setelah sebelumnya sedikit merosot. Banyak hal yang muncul namun banyak pula yang berlalu hilang. Tak berbekas.
Pengalaman rohani menarik adalah Minggu kemarin saat aku merasakan perjumpaan dengan Saint Anthony yang membantu mengembalikan HP ku. Lewat doa kecil padanya aku terbantu dan HP yang sempat tak menampakkan diri, kembali ke tanganku. Lalu, Rabu ini aku bertemu dengan Saint Franciscus yang menjagaku dari binatang-binatang kecil penyengat yang jaraknya hanya sekian centi dariku. Rasanya aneh saja aku tak tersentuh oleh binatang kecil yang lucu dan berbahaya itu, kendati aku yakin mereka cukup terganggu olehku.
Lalu .....,
Kegembiraan bertambah setelah Tuhan menghadirkan kembali sahabat dari masa lalu dalam kehidupanku. Kehadirannya kembali dalam kehidupanku tampaknya adalah rencana kecil untuk membantuku kembali melihat sejarah hidup, terutama di bagian masa kecil itu. Bagaimanapun, sukacita besar tengah hinggap dalam diriku, dan jangan kiranya cepat Kau ambil dari padaku. Semoga jalan berliku menemukan jalan kebenaran yang mengantatkan aku pada kerahiman-Mu. 

Ket. Gambar: Momen di Tugu Jogja saat menemani rekan-rekan pengurus PMKRI dari Madiun yang mengikuti Pelatihan HAM & Demokrasi di FH Universitas Atma Jaya Yogyakarta.