Pilihan

Senin, 20 Februari 2012

PROGRAM KALBAHU

Karya Latihan Bantuan Hukum (Kalabahu) LBH Jakarta 2012


KALABAHU 2012 :
"REGENERASI PENGABDI BANTUAN HUKUM STRUKTURAL UNTUK KEADILAN SOSIAL"

Sebagai sebuah organisasi masyarakat sipil, LBH Jakarta memandang bahwa penyelenggaraan Negara haruslah didasari upaya Penghormatan, Perlindungan, dan Penjaminan bagi rakyat dalam memenuhi hak-hak ekonomi, sosial, budaya, serta kebebasan-kebebasan dasar manusia. Semuanya harus bermuara pada terwujudnya tatanan masyarakat yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan sosial, Hak Asasi Manusia dan nilai-nilai demokrasi.

Oleh karena itu, LBH Jakarta kembali mengadakan Karya Latihan Bantuan Hukum (KALABAHU) angkatan ke-XXXIII. Pelatihan yang telah dan terus-menerus diadakan sejak tahun 1980. Bertujuan untuk melatih Mahasiswa dan Sarjana Hukum/Syari'ah untuk menjadi Praktisi Hukum yang handal dalam melakukan Advokasi baik Litigasi maupun non-Litigasi dengan mengedepankan keadilan dan keberpihakan terhadap masyarakat marjinal, buta hukum dan tertindas. Pelatihan ini juga terbuka untuk mahasiswa/sarjana non hukum yang memiliki ketertarikan di bidang advokasi. KALABAHU juga merupakan syarat untuk bergabung di LBH Jakarta.

MATERI PELATIHAN :

Terdiri dari materi-materi yang bersifat mendasar yakni ideologi dan kaitannya dengan hukum, terkait dengan ideologi praksis LBH Jakarta yakni Gerakan Bantuan Hukum Struktural. Tentnya dibekali pula dengan keterampilan-keterampilan teknis berupa strategi dan taktik beracara dalam menangani kasus termasuk advokasi. Disampaikan dengan metode partispatif dan observasi lapangan secara langsung. Inilah yang membedakan sekaligus menjadi nilai lebih KALABAHU dibanding PKPA.


MATERI TERSEBUT ANTARA LAIN :

Pengantar Ideologi, Critical Legal Study, Teologi Pembebasan, Hegemoni dan Kekuasaan, Pembangunan & Pemiskinan Struktural, Hak-Hak Sipol dan Ekosob, Mekanisme HAM, Korupsi: Akar dan Lingkaran & Mafia Hukum, Manajemen Konflik, Teknik Investigasi & Dokumentasi, Advokasi Media, Strategi dan Taktik Beracara Pidana & Perdata, Judicial Review MA & MK, dll.

SYARAT PENDAFTARAN :

1) Sarjana/Mahasiswa Hukum/Syari'ah dan juga Sarjana/Mahasiswa non Hukum

2) Minimal 120 sks bagi mahasiswa.

2) Usia maksimal 27 tahun pada saat pendaftaran

3) Bagi Sarjana, melampirkan fotokopi Ijasah S-1/Tanda Kelulusan yang dilegalisasi

4)Bagi Mahasiswa, melampirkan fotokopi Hasil Studi/Transkrip Nilai yang telah dilegalisir

5) Fotokopi KTP/SIM

6) Pas foto berwarna ukran 3x4 sebanyak 2 (dua) lembar

7) Membayar biaya formulir Rp. 10ribu (sepuluh ribu rupiah)

8) Membuat Surat Pernyataan tidak dalam ikatan dinas PNS/POLRI/TNI

9) Membuat Surat Pernyataan bersedia mengikuti seluruh rangkaian KALABAHU 2012

10) Mengisi Biodata dan mengikuti Tes Tertulis yang telah disiapkan Panitia.

WAKTU PENDAFTARAN :


13 Februari s/d 13 Maret 2012

  • Ujian seleksi bagi pendaftar langsung dilakukan pada waktu pendaftaran di LBH Jakarta
  • Ujian seleksi bagi pendaftar online/Luar Jakarta dilakukan pada 13 Maret 2012 pkl. 10.00 WIB). Kecuali formulir, persyaratan lain bagi pendaftar online/luar Jakarta dapat menyusul.


Biaya Pendaftaran:

1) Formulir = Rp. 10 ribu (sepuluh ribu rupiah)

2) Biaya Pelatihan = Rp. 650ribu (enam ratus lima puluh ribu rupiah)

Biaya pelatihan dikenakan hanya bagi peserta yang lulus seleksi dan dibayarkan pada saat daftar ulang.

*Bagi peserta yang tidak mampu maka tersedia beasiswa ataupun keringanan biaya pelatihan dengan mengajukan permohonan keringanan biaya yang dilampirkan dengan bukti yang relevan.

Pengumuman Kelulusan : 20 Maret 2012

Daftar Ulang : 21 - 30 Maret 2012


Waktu Pelaksanaan KALABAHU: 2 April -
5 Mei 2012

Bagi Peserta di luar Jabodetabek, seleksi dapat dilakukan secara coba dengan menghubungi

- Alghiffari Aqsa (0812 8066 6410)

- Theo Sibarani (0812 1020 1343)

TEMPAT PENDAFTARAN

Panitia KALABAHU 2012

LBH Jakarta, Jl. Diponegoro No.74, Menteng Jakarta Pusat, 10320

Telp. (021) 3145518 Fax (021) 3912377

www.bantuanhukum.or.id

email : panitiakalabahu@yahoo.com


Sumber: SITUS LBH JAKARTA

Selasa, 07 Februari 2012

REFLEKSI PAGI DI TOILET

Sebuah Refleksi Pagi di Toilet:
1328664398562775769Saya pernah percaya dalam hidup saya bahwa ada seorang sahabat dan saya anggap saudara yang akan benar-benar menjadi mitra perjuangan saya. Ketika tahun memaksa saya dan dia harus memilih jalur karya, sebuah ritme yang dulu terbangun untuk bisa mengatakan “kamu sahabatku”, hilang tergerus waktu. Beberapa tahun kemudian saat bertemu, kami masih bersahabat dan bersaudara, tapi entah mengapa saya merasakan bahwa jiwa persahabatan itu terkesan hilang.

Pernah pula suatu ketika saya hidup di suatu tempat belajar, bergabung bersama komunitas yang saya kira adalah saudara saya. Komunitas mumi yang hidup segan mati tak mau ini benar-benar terasa hilang jiwanya. Bersama mereka yang tersisa, saya mencoba menyemangati dan membagikan diri lewat waktu, pemikiran, tenaga, dan terlebih uluran persahabatan saya. Tidak sampai setahun ada tanda-tanda kehidupan baru mulai muncul disana kendati belum sepenuhnya bangkit. Tahun berganti saat saya harus pindah ke kota lain melanjutkan studi. Suatu ketika saya mengkritik seorang pribumi dari komunitas itu karena sikap inkonsisten dan tindakannya yang cenderung mengorbankan yang lain. Apa yang muncul? Reaksi dan sentimen korps dari komunitas itu muncul. Teman yang dulu kesulitan dan saya topang serta saya anggap sahabat dan saudara, berbalik menuding saya sebagai pencari kambing hitam karena dianggap mengkritik temannya. Saya bertanya pada diri saya sendiri. Lalu saya selama sekian tahun ini dianggap apa?
Ilusi saya tentang persahabatan ternyata hanya ruang kosong yang tidak pernah tampak wujudnya.

Lain peristiwa lagi, saya pernah percaya pula pada kapasitas intelektual seorang aktivis sosial di kampung halaman saya. Ia begitu bergairah mendoktrinkan pemikirannya pada banyak generasi baru dan muda. Kadang ia bicara kondisi bangsa yang sakit dan realitas penindasan dengan mempertanyakan moralitas para pemimpin bangsa. Saya begitu percaya ia begitu punya integritas dan moralitas sampai ketika saya sendiri membuktikan keraguan teman yang mempertanyakan moralitasnya. Saat sudah berumah tangga, saya menyaksikan sendiri kemesraannya dengan seorang WIL di ruang publik dan lucunya itu pun terjadi di ruang sempit tempat sosialita muda selalu beronani wacana.

Nah, ini cerita lain di layar TV. Saat dulu sering bermunculan iklan yang mengatakan TIDAK pada KORUPSI. Banyak kita percaya bahwa mereka yang tampil mempesona dan menawan dalam iklan tersebut karena jejak rekam dan kemudaannya bakal mampu melawan korupsi. Ketika kemudian akhir-akhir ini di Media Massa, bintang iklan tersebut muncul dalam status sebagai tersangka kasus KORUPSI. Kita serentak mengatakan padanya TIDAK (Pada Korupsi ENtah Kita Bilang Apa?).

Kepercayaan pribadi atau publik ternyata mudah terpedaya oleh situasi dan kondisi. Merenungkan beberapa peristiwa dan merangkainya di toilet saat meeting dengan pikiran liar, saya mengenang petuah seorang Romo ‘emeritus’ yang berkata,

“Jangan percaya pada APA atau SIAPA, sebelum kamu punya bukti atas bagian lain yakni BAGAIMANA, DIMANA, dan KENAPA”

Dalam refleksi pagi di toilet itu saya buang sial untuk menghindarkan saya dari kesialan karena kepercayaan yang terpedaya. Fyuhhh … Buang sial yang melegakan …

Toilet Kos - Yogyakarta, 08 Februari 2012