Pilihan

Sabtu, 20 Juli 2013

Menerima

Kita memiliki banyak pengalaman yang dibentuk dari tiap peristiwa yang kita lalui. Sementara itu setiap peristiwa itu hadir dan berlalu, acapkali kita mengenang beberapa diantaranya, sebagian lain mengendap begitu saja tanpa perhatian. Sebagian yang lain hendak dilupakan karena sakit yang dipicu oleh ingatan akan peristiwa tersebut. Sebagian yang hendak dilupakan tersebut biasanya adalah peristiwa yang melukai, menekan atau mempermalukan kita.

Rasanya banyak kali kita ingin melupakan, tetapi kadang melalui sebuah pertanda yang lain dalam kehidupan, ingatan itu muncul kembali. Sebab pada dasarnya memang seluruh peristiwa yang kadung terekam, tak akan pernah benar-benar hilang. Kendati sudah begitu kuat hasrat untuk melupakannya. Sungguh, tak ada yang akan berlalu begitu saja karena apa yang menjadi pengalaman kita tidak pernah meninggalkan kita.

Sebagai gambaran, data apapun yang barangkali kita simpan sebagai file dalam perangkat komputer kita. Kendati telah disimpan rapi atau kelak ingin kita hapuskan dan dibuang ke Recycle bin, pada dasarnya tidak pernah benar-benar hilang. Melalui berbagai teknologi yang semakin mutakhir data yang dibuang toh masih dapat dipanggil dan dimunculkan kembali. Jangan heran banyak file yang
mungkin anda anggap sudah hilang suatu ketika dapat muncul kembali melalui berbagai jalan. Apalagi bila file tersebut sebelumnya pernah terekam atau dipegang oleh pihak lain.

Rasa sakit dalam tiap pengalaman memang kadang menyulitkan kita. Tidak ada hal yang lebih menyakitkan bila perasaan itu muncul kembali tanpa kita sadari. Terlebih bila kita belum menyelesaikan tahap penerimaan atas peristiwa yang kita alami tersebut. Semakin kita berusaha melupakan, begitu ia muncul kembali, semakin sakit perasaan dan mungkin tubuh kita saat bereaksi menerimanya kembali.

Maka sudah merupakan keharusan bagi kita untuk menuntaskannya. Mengolah dan mencecap pengalaman pahit dan menekan menjadi sebuah pengalaman batin yang membuahkan refleksi dan syukur. Ibarat luka, lebih baik segera mengobati kendati kita merasa masih mampu menahannya ketimbang luka itu kadung menggerogoti pikiran dan tubuh kita. Langkah ini adalah sebuah upaya agar kita benar-benar mampu menerima setiap pengalaman tersebut menjadi bagian yang utuh dari diri kita, sembari mendamaikan rangkaian masa lalu dengan masa kini dengan harapan kelak rangkaian ini menjadi sebuah rangkaian pengalaman syukur.

Adakah anda memiliki pengalaman pahit yang terlupakan? Sebaiknya anda mulai memberi waktu untuk mencatat dalam catatan personal anda beberapa peristiwa yang anda hendak lupakan. Hadapi satu persatu dengan perlahan melalui kesediaan memberi waktu anda berdialog secara imajiner dengan pengalaman tersebut. Bangun keberanian dan kerendahan hati untuk menemukan apa sebenarnya yang membuat anda merasa tak nyaman dan biarkan hati anda secara jernih menuntun anda pada perdamaian. Tuhan tidak membiarkan anda jatuh tanpa kesempatan untuk bangkit membaharui diri.

Salam AktiPeace! Ite inflammate omnia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar