Pilihan

Kamis, 19 Mei 2011

KEMATIAN

Setiap kehidupan memiliki jalannya. Beberapa orang dalam kehidupan dapat menguasai lebih banyak kehidupan orang banyak. Sebaliknya banyak orang mengalami kesulitan karena dikuasai oleh sedikit orang. Pada roda kehidupan ada kalanya muncul keadilan diantara barisan ketidakadilan, ada kegembiraan diantara senyap abadi kepedihan.

Banyak orang menikmati hidup dengan cara yang berbeda. Tiap-tiap kita punya cara sendiri untuk memaknai hidup dan banyak kali kita lupa tentang apa itu hidup. Tak terbersit sedikitpun rasa ingin menelisik lebih jauh tentang kehidupan itu sendiri. Semua larut seperti ikan yang sulit memahami dan melihat air.

Satu kali aku berpikir, barangkali untuk memahami kehidupan setiap orang harus dihadapkan pada situasi sebaliknya, kematian. Setiap orang akan benar-benar merasa dan memiliki waktu lebih menyadari kehidupan saat ia dihadapkan dalam suasana duka karena kematian. Lantas bagaimana memahami kematian? Cukupkah dengan membaca berbagai buku yang mengulas dunia pasca kehidupan? Atau dengan membayangkan kegelapan dan kehampaan yang tiada berbatas?

Siapakah gerangan engkau, hai kematian. Mari kita berkenalan ... Agar aku menilisik lebih jauh dan mengenal arti kehidupan.

Selasa, 03 Mei 2011

SEPEREMPAT ABAD

Oiiiiiiiiiiiiiiiiii ......

Akhirnya tiba di titik paling bergengsi. Titik panas yang mengharuskanku berkata
"SYUKUR PADAMU YA TUHAN & ALLAHKU".

Aku baru beranjak dalam satu tahap yang semakin berarti bila hati siap menghadapi hari. Menikmati usia yang beranjak tua semoga selaras dengan semakin bertambahnya kadar dewasa. Ini langkah yang panjang. Penuh pergulatan, penuh beban, penuh godaan, dan penuh dengan penyangkalan.

Baru saja aku menyangkalMu, dan Engkau tahu. Aku lelah dan nyaris patah gairah menjalani keyakinan yang berpadu dengan amarah. Kekacauan demi kekacauan serta rentetan persoalan yang bertubi-tubi membuatku lunglai. Engkau tahu dengan baik namun enak benar diriMu menggodaku. Dasar Tuhan yang aneh. Belum tampak olehku waktu jeda untuk menarik nafas agar siap bermain-main lagi denganMu yang memberiku banyak latihan akhir-akhir ini. Barangkali karena ego dan emosi diri masih menutup mata hati.

Tapi aku sungguh ber-SYUKUR. Aku tidak bisa sampai di titik ini dan melintasi seperempat abad yang penuh pergulatan dan buah-buah refleksi yang menyegarkan. Dalam ketidakberdayaan Engkau setia hadir melalui orang-orang yang berarti. Melalui jalanan dan desau angin malam, lewat tembang perdebatan dengan kawan, melalui pergumulan keluarga yang tak kunjung usai, dan teristimewa lewat Bintang Kehidupan yang Engkau beri untuk menerangi sisi gelapku.

Sudah seperempat abad, dan aku masih merasa hebat. Sebab belum juga Engkau memanggil kembali dan menimbang hasil peziarahanku di dunia yang ramai dengan kesunyian. Aku tidak pernah memahami dengan baik, hanya aku belajar menerima dan melihat sisi baik dalam tiap pergumulan yang hadir.

Aku hanya mahluk rapuh yang menjadi kuat karenaMu. Maka bila Engkau berkenan memberi satu tahun baru, maka satu saja pintaku untuk tahun yang akan Kau beri. Ambillah setiap hasrat dan kelekatan yang berlebih dalam hidupku. Bawalah aku dalam daya yang menghidupkan, CINTAMU TUHAN.