Pilihan

Minggu, 14 September 2008

Surat Untuk Sahabat

Duc In Altum, sahabatku.

Dalam permenungan yang kujalani dalam Missioning Magis’08, aku menyadari bahwa salah satu rahmat besar yang diberikan oleh Allah padaku setelah bertolak lebih dalam di MAGiS’08 adalah PERSAHABATAN.

Pada sesi sharing kelompok bersama Risang, Sr. Inez, Martha, Adit, dan Simamora aku menyadari bahwa bukan perubahan yang menjadi esensiku selama berproses dan tumbuh di MAGiS’08. Aku tahu dan menemukan diriku sejauh ini masihlah aku yang sama seperti dulu engkau mengenalku. Aku yang menurutmu sensitive, complicated, ga focus, sombong, keras kepala, suka mengeluh, dan suka debat. Aku mengakuinya sebagai milikku yang membuatmu menaruh pandang padaku. Pandangan positif maupun sebaliknya. Kuakui dengan jujur semua yang engkau rasakan, kurasakan juga atasku.

Setahun berada di Magis dan pada moment perutusan ini justeru aku menyadari hal yang paling berharga dari hubungan persahabatan kita. Bahwa aku dengan segala kesadaran dan kerapuhanku tidak akan mampu menemukan perubahan tanpa engkau sahabatku. Rahmat yang besar itu adalah engkau, sahabat. Engkau yang dengan segala keunikan dan kejujuranmu telah membenturkanku pada kesadaran dalam diri. Saat aku mencari-cari perubahan yang mungkin saja muncul dalam kehidupanku, ternyata aku sadar bahwa hal terpenting adalah keberadaanmu disampingku dalam peziarahan kita. Engkaulah sahabat, yang justeru sedang mengubahku perlahan.

Sahabat ...

Kuakui bahwa aku memang pribadi yang sulit dimengerti. Bahkan aku sendiri kadang tidak mengerti dengan diriku sendiri. Bila kuambil simbol diri, maka barangkali batu padas lah adanya aku. Batu dengan kekerasan dan kebebalan hatinya. Ya, itulah aku.

Sahabat ...

Sudah kuakui bahwa aku keras dan terkadang membuatmu tersandung dan menyakitimu dalam peziarahan kita. Kendati demikian aku meminta padamu atas nama PERSAHABATAN, jangan berhenti berjalan bersamaku. Kendati ada resistensi, kupinta padamu untuk menjadi pahat yang membentuk batu kehidupanku. Akulah batu dan kalau boleh kupinta jadilah pahat bagiku. Untuk membentukku menjadi apa yang Dia kehendaki. Bentuklah aku dengan layak dan sepantasnya. Bentuklah aku lewat teguran, kejujuran, ketulusan, dan atas nama kasih persahabatan.

Aku bersyukur pada Yesus Kristus, Tuhan dan Allahku, karena kendati aku tidak bertumbuh cepat dan mengalami banyak perubahan tapi tetap saja aku diberkati. Aku begitu dikasihi dalam segala kelemahan dan kerapuhanku. Aku bersyukur karena Ia telah mengirimku seorang penolong yang lain dalam hidupku. Aku dilimpahi dengan rahmat dan malaikat yang kukenal dalam dirimu, sahabat.

Sahabat, ...

Aku mungkin kehilangan banyak hal dalam kehidupanku, tetapi kehilangan terbesar adalah kehilangan dirimu. Maka jangan pernah meninggalkanku dalam peziarahan yang makin dalam ini maupun dalam doamu.


AMDG


PS:

Teruntuk sahabat-sahabat (Martha, Tiara, MasFajar, Tomy TjoeN, Bertus RumahBujang, Risang, Mbak Tiwi, Agatha, Mita : ), AdiT PacE, YanDoe, Resti sahabat peregrinaSi, WinniE ^_^, LuCkY_Jo, The BesT Rich MaN, dan dua Sahabat yang tidak teridentifikasi namanya olehku) serta Sr. Irene dan Sr. Beta. Terima kasih atas pesan, kejujuran, dan ketulusan yang telah diberi padaku dalam amplop kesan personal. Semua yang kalian berikan padaku adalah satu hadiah terbesar dalam hidupku. Terima kasih telah membuatku menjadi seorang anak yang SEMPURNA di rumah MAGiS’08. Kukenang kalian dalam hidup dan matiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar